Blogroll

Kamis, 09 April 2015

Instalasi Plumbing

A. Pengertian Umum
Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan perlatan untuk menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air bekas (kotor) dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan (elearning.gunadarma.ac.id, 2011), sedangkan pengertian plambing menurut SNI 03 – 6481 – 2000 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan dengan; air hujan, air buangan dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan
Sistem Plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan system pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar, tentang peralatan dan instalasinya.

B.  Fungsi Plambing
            Secara garis besar, peralatan Plambing memiliki dua fungsi utama yaitu:
1.       Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan cukup dan air panas bila diperlukan
2.      Membuang air kotor tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya

C.  Peralatan untuk pembuangan
1. Jenis air buangan
Air buangan atau limbah (waste water) adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun yang mengandung sisa-sisa proses industri. Air buangan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
a.    Air kotor : Air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan yang mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plambing.
b.    Air bekas : Air buangan yang bersal dari alat plambing lainnya seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan bak dapur dan sebagainya.
c.       Air hujan : Air dari atap, halaman dan sebagainya.
d.    Air buangan khusus : Air yang mengandung gas, racun dan bahanbahan berbahaya yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air yang bersifat radio aktif dan lain-lain.

2. Sistem pembuangan air
a. Sistem pembuangan air kotor dan bekas
§  Sistem Campuran : Sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dikumpulkan dan dialirkan ke dalam satu saluran.
§ Sistem terpisah : Sistem pembuangan dimana air kotor dan bekas masing-masing dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah.
§  Untuk daerah dimana tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas dan air kotor maka system pembuangan air kotor akan disambungkan ke instalasi pengolahan air kotor terlebih dahulu.

b. Sistem pembuangan air hujan
Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui system pembuangan yang terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan air kotor. Bila dicampurkan, kemungkinan apabila saluran tersebut tersumbat oleh sebab apapun ada kemungkinan air hujan akan mengakibatkan air balik dan masuk ke dalam alat plambing terendah dari sistem tersebut.
Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan di dalam persil ke saluran air hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang tidak terdapat saluran tersebut.
Drainase atap harus memenuhi ketentuan berikut :
1)      Drainase atap harus kedap air
2)   Saringan harus dipasang pada lubang talang tegak. Saringan harus menonjol sekurang-kurangnya 10 cm diatas permukaan atap atau talang datar diukur dari lubang masuk talang tegak. Jumlah luas lubang saringan tidak boleh < 1,5 kali luas penampang talang tegak. Saringan pada drainase atap atau geladak tempat menjemur,geladak parkir atau tempat sejenis dipasang rata dengan permukaan geladak dan jumlah luas lubangnya tidak boleh < 2 kali luas penampang talang tegak.

c. Sistem gravitasi dan sistem bertekanan
§  Sistem gravitasi : umumnya diusahakan agar air buangan dapat dialirkan secara gravitasi dengan mengatur tata letak kemiringan pipa pembuangan
§  Sistem bertekanan : dalam sistem ini air buangan dikumpulkan dalam bak penampung dan kemudian dipompakan ke luar dengan menggunakan pompa motor listrik dan bekerja secara otomatis.

3. Komponen sistem pembuangan
Uraian tentang beberapa bagian penting dari komponen system pembuangan adalah sebagai berikut :
a. Pipa pembuangan alat plambing
Pipa pembuangan yang menghubungkan pipa pembuangan yang menghubungkan perangkap alat plambing dengan pipa pembuangan lainnya dan biasanya dipasang tegak.
b. Cabang mendatar
Semua pipa pembuangan mendatar yang menghubungkan pipa pembuangan alat plambing dengan pipa tegak air buangan.
c. Pipa tegak air buangan
Pipa tegak untuk mengalirkan air buangan dari cabang-cabang mendatar.
d. Pipa tegak air kotor
Pipa tegak untuk mengalirkan air kotor dari cabang-cabang mendatar.
e. Pipa atau saluran pembuangan gedung
Pipa pembuangan dalam gedung yang mengumpulkan air kotor, air bekas, atau air hujan dari pipa-pipa tegak air buangan.
f. Riol gedung
Pipa di halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan gedung dengan instalasi pengolahan atau dengan roil umum.

D. Macam-macam Pipa Untuk Plambing
Dalam perencanaan plambing, perlengkapan utama yang dibutuhkan adalah pipa. Pipa- pipa yang digunakan dalam perancangan plambing terdiri dari:
1.      Pipa baja (galvanis)
Pipa galvanis umumnya digunakan sebagai penyalur air dingin ataubagian dari suatu tower air, sebagai penghubug dari mesin air ke tandon di atas tower. Pipa ini dapat juga digunakan sebagai penyalur adukan beton ke bangunan selama masa konstruksi.
 

Image result for pipa galvanis

                                                      Gambar 1.1 Pipa Baja (Galvanis)
2.      Pipa PVC
Pipa PVC biasanya digunakan sebagai sarana utama instalasi air dalam gedung. Pipa PVC bersifat ringan, berkekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran.


                                                     
                                                                       1.2 Pipa PVC

3.      Pipa Tembaga
Pipa tembaga umumnya digunakan sebagai penyalur air panas pada suatu gedung. Pipa ini dipilih untuk menyalurkan air panas karena sifat konduktornya yang sangat baik dan tahan terhadap korosi.


                                                            Gambar 1.3 Pipa Tembaga
E.  Sistem Instalasi Plumbing
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi plambing adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity. Uraian pekerjaan sistem plumbing :

1. Sistem Air Bersih
Pipa air bersih per lantai dilayani oleh 2 pipa tegak (sisi kiri dan sisikanan).

2. Sistem Air Kotor
Pipa air kotor, air bekas dari toilet dan air buangan dari dapur, pantry dilayani dengan pipa terpisah. Pipa tegak air kotor dan air bekas disambungkan ke pipa eksisting di halaman menuju tangki septik. Sedangkan pipa tegak air buangan dari dapur dan pantry dialirkan ke penangkap lemak terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran luar.

3. Sistem Air Hujan
Roof drain dipasang pada lantai atap. Setiap pipa tegak air hujan harus diarahkan ke sumur resapan terlebih dahulu dan kemudian limpahannya dialirkan ke sistem drainase halaman. Pipa tegak air hujan yang difungsikan juga sebagai pipa kondensat drain dari instalasi AC, harus diisolasi dengan ketebalan minimal 25 mm.


F. Simbol-simbol Instalasi Plambing

  
                                          Gambar 1.6 Macam -macam jenis instalasi plumbing


G.   Instalasi Air Bersih


                                Gambar 1.7 Denah Instalasi Air Bersih

Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak – bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari.

1.      Sistem Sambungan Langsung
            Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana, pipa distribusi kebangunan langsung dengan, pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem ini hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai.
            Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah air yang berasal dan pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).


   Gambar 1.8 (a) Katup penutup dalam persil dan (b) Katup penutup dibawah jalan (Takeo Murimura, 1993)


2.      Sistem Tangki Atap/Atas
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai alasan tidak dapat diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan system tangki atap. Sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada lantai terendah atau di bawah muka tanah), kemudian dipompakan kesuatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air didistribusikan ke seluruh bangunan.
Sistem tangki atap ini seringkali digunakan dengan pertimbangan :
a.      Selama airnya digunakan perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka dalam tangki atap;
b.      Sistem pompa yang menaikkan air ketangki atap bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap;
3)      Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.



             Gambar 1.9 Detail Sistem Tangki Atas

Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah disebut instalasi pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda – beda bergantung pada sumber airnya.
Ø Air PAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder,yaitu ukuran 0,5 inchi.
Ø  Air PAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalui bak penampung (tower air), maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa ukuran ¾ ,1 inci.

3.      Sistem Kolektif
            Sistem penyediaan air minum yang sumber airnya diambil bersama sama atau kolektif yang diselenggarakan suatu badan atau perusahaan.
Ø Pada umumnya badan atau perusahaan yang menyelenggarakan adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sistem yang digunakan untuk mendistribusikan menggunakan sarana perpipaan. Oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air minum sistem perpipaan.
Ø  Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) dialirkan melalui saluran transmisi air baku baik secara gravitasi maupun pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air minum untuk diolah agar memenuhi syarat kualitas air minum. Air minum selanjutnya dialirkan melalui pipa transmisi secara gravitasi atau pemompaan ke reservoir untuk selanjutnya didistribusikan ke konsumen melalui pipa atau jaringan pipa distribusi secara gravitasi atau pemompaan atau gabungan gravitasi dan pemompaan.
Ø  Tekanan air pada pipa distribusi maks. 40 mka dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 mka.

4.      Pengamanan Sistem Air Bersih
      Pencegahan Pencemaran :
Pencegahan dilakukan dengan memperhatikan :
a.   Larangan Hubungan Pintas
     Yang dimaksud adalah : tidak diperkenankan adanya hubungan fisik antara dua sistem pipa yang kualitas airnya berbeda. Misalnya : antara sistem air minum dengan sistim air kebakaran.

b.   Mencegah Terjadinya Aliran Balik
     Yang dimaksud adalah : terjadinya aliran masuk air bekas, air tercemar dari peralatan saniter atau tangki kedalam sistim pipa air akibat terjadinya tekanan negatif (back sliphonage effect).

5.      Model Instalasi Penyediaan Air Bersih
1.                  a. Sistem Tertutup
      Pemipaan tertutup maksudnya ujung pipa yang terakhir (hilir) menyambung kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sistem tertutup memungkinkan tekanan di semua outtake (pipa keluaran air) rata. Pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem terbuka.

b. Sistem Terbuka
      Pemipaan terbuka adalah sistem pemipaan yang kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak menyambung. Bila jaringan pemipaannya terbuka, biasanya outtake di bagian ujung pipa akan bertekanan rendah. Pemipaan sistem terbuka membutuhkan jumlah pipa lebih sedikit dibanding pemipaan sistem tertutup. Keuntungan pemipaan sistem terbuka ini adalah membutuhkan biaya lebih sedikit dibanding sistem terbuka.

Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk sistem perairan rumah tangga atau lainnya adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya memakai standard Nasional SNI. Adalah :

JUMLAH KRAN
DIAMETER
1-2
½”
3-5
¾”
6-7
1”
Untuk kebakaran
1 ¾”-2”


H. Instalasi Air kotor

Gambar 1.22 Instalasi Air Kotor


Merupakan fasilitas yang ada dalam bangunan seperti halnya :
1.    Saluran air pembuangan dari sekitar bangunan ke arah saluran/got yang ada di luar halaman bangunan;
2.      Bak kontrol pada tempat tertentu bisa berjarak 15m’ jika saluran air kotor menerus;
3.      Dari talang tegak, penyaluran air hujan yang turun dari penutup atap ke talang datar;
4.    Kemiringan saluran air kotor harus baik, disarankan ≥ 2% agar drainase lancar tanpa halangan;
5.      Saluran air kotor dari WC ke septic tank juga harus lancar, sampai saluran yang dihubungkan ke arah peresapan (sumber rembesan).

a.  Bak Kontrol
ü  Bak kontrol merupakan bak kecil yang terpasang diantara pasangan saluran air kotor yang berguna sebagai pengontrol setiap saat jika saluran air kotor mengalami hambatan atau teradi genangan air yang tidak diinginkan;
ü  Bak kontrol menggunakan penutup dari cor-coran beton tulang dilengkapi dengan besi pegangan untuk membuka;
ü  Dasar bak kontrol harus lebih dalam dari dasar saluran air kotor yang ada dimaksudkan agar endapan yang terjadi mudah dibersihkan;
ü  Penempatan bak kontrol  ada juga ditempatkan pada penutup septic tank. Di samping sebagai pengontrol dapat juga untuk memasukkan slang penyedot air limbah di septic tank.
ü  Konstruksi bak kontrol dibuat dari pasangan ½ batu dengan adukan 1 Pc :  Ps dan diplester kedap air 1 Pc : 3 Ps.

1) Posisi Bak Kontrol





Gambar 1.23 Posisi Bak Kontrol  1






Gambar 1.24 Posisi Bak Kontrol  2

0 komentar:

Posting Komentar